Monday, May 15, 2017

Tuhan Agama

Monday, May 15, 2017 2 Comments

Dulu agama menghancurkan berhala...
Kini agama jadi berhala...
Tak kenal Tuhannya...
Yang penting agamanya...
Dulu orang berhenti membunuh karena agama...
Sekarang orang saling membunuh karena agama...
Dulu orang saling mengasihi karena beragama...
Kini orang saling membenci karena beragama....
Agama tak pernah berubah ajarannya dari dulu...
Tuhan nya pun tak pernah berubah dari dulu...
Lalu yg berubah apanya?
Manusia nya?
Dulu orang belajar agama sebagai modal, untuk mempelajari ilmu lainnya...
Sekarang orang malas belajar ilmu lainnya, maunya belajar agama saja...
Dulu pemimpin agama dipilih berdasarkan kepintarannya, yg paling cerdas di antara orang2 lainnya ....
Sekarang orang yg paling dungu yg tidak bisa bersaing dengan orang2 lainnya, dikirim untuk belajar jadi pemimpin agama...
Dulu para siswa diajarkan untuk harus belajar giat dan berdoa untuk bisa menempuh ujian...
Sekarang siswa malas belajar, tapi sesaat sebelum ujian berdoa paling kencang, krn diajarkan pemimpin agamanya untuk berdoa supaya lulus...
Dulu agama mempererat hubungan manusia dengan Tuhan...
Sekarang manusia jauh dari Tuhan karena terlalu sibuk dengan urusan2 agama...
Dulu agama ditempuh untuk mencari wajah Tuhan
Sekarang agama ditempuh untuk cari muka di hadapan Tuhan.
Esensi beragama telah dilupakan...
Agama kini hanya komoditi yg menguntungkan pelaku bisnis berbasis agama karena semua yg berbau agama telah didewa-dewakan, tak kan pernah dianggap salah, tak pernah ditolak, dan jadi keperluan pokok melebihi sandang, pangan, papan.
Agama jadi hobi, tren, dan bahkan pelarian karena tak tau lagi mesti mengerjakan apa.
Agama kini diperTuhankan , sedang Tuhan itu sendiri dikesampingkan.
Agama dulu memuja Tuhan...
Agama kini menghujat Tuhan...
Nama Tuhan dijual, diperdagangkan, dijaminkan, dijadikan murahan, oleh orang2 yg merusak, membunuh, sambil meneriakkan nama Tuhan...
Tuhan mana yang mengajarkan tuk membunuh?
Tuhan mana yg mengajarkan tuk membenci?
Tapi manusia membunuh, membenci, mengintimidasi, merusak, sambil dengan bangga meneriakkan nama Tuhan, berpikir bahwa Tuhan sedang disenangkan ketika ia menumpahkan darah manusia lainnya.
Agama dijadikan senjata tuk menghabisi manusia lainnya.
Dan tanpa disadari manusia sedang merusak reputasi Tuhan, dan sedang mengubur Tuhan dalam2 dibalik gundukan ayat2 dan aturan agama.

By :  ardiman kalihu

Wednesday, May 3, 2017

Kerukunan perspektif Islam

Wednesday, May 03, 2017 1 Comments
Kerukunan antar umat bergama
Kerukunan merupakan  suatu aspek penting yang di upayakan oleh banyak orang. Bagaimana mungkin kita mampu mewujudkan tujuan hidup , cita-cita dan lainnya tanpa suatu kondisi yang aman.
Rukun mengisyarakatkan adanya kondisi damai dan tenang. Semua orang pasti menginginkan hidup yang damai. Rukun bukan berarti tidak adanya suatu perbedaan namun aspek ini harus dipahami bahwa dimana kondisi perbedaan tidak dijadikan sebagai sarana untuk saling menonjolkan diri dengan memaksa pihak lain. Perbedaan sesungguhnya merupakan suatu hal yang alamiah sehingga kita bisa manfaatkan untuk modal membangun kebersamaan.
Dalam agama , rukun menjadi suatu hal yang normatif , bahkan tidak pernah ada satu agama pun yang mengajarkan konflik atau kekerasan kepada pemeluknya. Semua agama yang oetentik mengajarkan nilai kebajikan-kebajikan kepada pemeluknya. Jika memang ada agama yang mengajarkan nilai kejahatan maka dapat dipastikan eksistensi agama tersebut memiliki hambatan dan tantangan . Agama yang seperti ini akan semakin dijauhi karena bertentangan dengan nilai-nilai dasar kemanusiaan.
Kebaikan perilaku tidak hanya termanifestasi dari level individual semata. Akhlak individual seharusnya memancarkan juga akhlak social,. Secara luas, intelektual muslim jalaludin Rakhmat juga menyatakan bahwasanya ajaran  islam sarat dengan kepedulian social yang tinggi. Islam tidak hanya  mengajarkan hubungan anatara manusia dan Allah semata, namun juga bagaimana membangun relasi social yang harmonis. Dalam kaitannya dengan persoalan social kata jalaludin , Al-Quran  memberi perhatian yang sangat luar biasa. Ada berberapa alasan mengukuhkan pendapat ini. Pertama , dalam Al-Quran dan hadits , proporsi terbesar ditunjukkan pada urusan social . kedua dalam kenyataan bila urusan ibadah bersamaan waktunya dengan urusan muamalah yang penting , maka ibadah boleh diperpendek atau ditangguhkan ( tentu bukan ditinggalkan ) , ketiga bahwa ibadah yang mengandung segi kemasyarakatan diberi pahala yang lebih besar dari pada ibadah perseorangan . keempat bila urusan ibadah dilakukan tidak sempurna atau batal karena melanggar pantangan tertentu , maka kafarat-nya ( tebusannya ) ialah sesuatu yang berhubungan dengan masalah sosial.
Dalam hubungannya dengan agama-agama lain islam memberikan keistimewaan khusus kepada agama yahudi dan nasrani . kehormatan yang diberikan islam kepada judaisme dan kristianitas, para pendiri , kitab suci , dan para penganut keduanya bukan lah basa-basi , tetapi merupakan pengakuan terhadap kedua agama tersebut. Lebih jauh lagi , kedudukan sah kedua agama ini bukan bersifat sosio-politis, kultural maupun peradaban, melainkan  bersifat keagamaan , tegasnya menduduki posisi distingtif dalam doktrin islam itu sendiri. Dalam hal ini islam betul-betul unik, karena tidak ada agama manapun di dunia yang menjadikan kepercayaan pada kebenaran agama lain sebagai syarat yang perlu bagi keimanan agama sendiri.
Menurut Azra  dalam bukunya konteks berideologi puncak dari ‘’ Teologi Kerukunan’’ islam di Indonesia , tentu saja adalah penerimaan Pancasila sebagi dasar negara dan ideology nasional pada 18 agustus 1945. Dalam konteks hubungan beragama di Indonesia , Pancasila dapat dikatakan merupakan perwujudan dari panggilan mengembangkan kalimatun sawa . dari proses penerimaan Pancasila itu terlihat jelas bahwa para pemimpin islam lebih mementingkan kerukunan dan integrasi nasional dari pada mendahulukan kepentingan islam dan umat islam belaka.


Semoga kita bisa menjadi muslimin yang baik , belajar untuk tidak lebih memaksakan kehendak pada diri sendiri. Semakin memperbaiki kualitas ibadah tidak hanya ibadah ritual tetapi juga spiritual.